“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh”

19 Feb 2011

Rekayasa Jahat Insiden Cikeusik

Tragedi serangan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banteng, menyisakan sejumlah kejanggalan. Salah satunya adalah orang yang mengambil gambar peristiwa amuk massa pada Minggu 6 Februari 2011 lalu. Dalam peristiwa berdarah itu, diduga kuat adanya rekayasa untuk mengambing hitamkan ormas tertentu. Dalam video yang beredar, terlihat si pengambil gambar nampak dengan leluasa merekam peristiwa itu dari berbagai sudut.

Bahkan, di tengah kondisi yang sangat berbahaya itu, si perekam berada dalam kondisi aman, malahan seorang penyerbu sempat memberikan salam tabik untuk si perekam video. Jika dicermati, serangan tersebut dilakukan secara sistematis. Massa yang melakukan aksi anarkis sudah terkoordinasi dan mempunyai komando di lapangan.
 
Perekam juga sudah berada di lokasi saat serangan itu berlangsung. Polisi kini sudah mempunyai gambar si perekam peristiwa brutal itu. Dalam foto ditampilkan, perekam bentrokan itu menggunakan topi rimba, berkacamata hitam, membawa tas punggung, dan menggunakan kamera genggam lengkap dengan tripod.
Video penyerbuan Cikeusik berisikan 39 klip data video berformat MPG dengan ukuran file mencapai 175,3 GB. Video ini berisikan peristiwa penyerbuan Cikeusik dari awal sampai akhir. Video ini diduga diambil dengan handycam digital karena codec data video ini berkualitas Dolby Digital Stereo. Entah siapa pun perekamnya, dia dengan leluasa mengambil gambar tanpa gangguan sama sekali. Dia sudah berada di rumah jemaat Ahmadiyah, saat sedang digelar semacam rapat internal. Saat polisi membujuk anggota Ahmadiyah, dia juga telah mengambil gambar. 

Ketika pecah kerusuhan, dia pun tetap dengan leluasa mengambil gambar. Massa yang tampak memakai pita hijau dan pita biru melihatnya, namun sama sekali tidak mengganggunya. Si perekam bisa berada sangat dekat dengan penyerbunya. Saat terjadi perang batu, si perekam cukup jongkok di pojok halaman rumah jemaat Ahmadiyah dan tetap mengambil gambar.

Yang menarik adalah pada klip M2U02093.MPG menit ke 3:09. Tampak seorang penyerbu yang berjaket kulit hitam dengan pita biru di dadanya dan berpeci putih. Usai melempar batu, dia melintas dekat si perekam. Si penyerbu itu lantas berhenti dan memberikan salam dengan mengatupkan kedua tapak tangan di dadanya.
Saat mengatupkan kedua tapak tangan di dadanya, si penyerbu itu mengucapkan sesuatu. Apa yang dia ucapkan tidak jelas terdengar, kalah dengan suara teriakan massa yang sedang menyerbu rumah jemaat Ahmadiyah itu. Sekilas, si penyerbu itu mengucapkan ‘sobat’. Namun, benar tidaknya kata itu yang diucapkan, tidak bisa dipastikan. Si penyerbu pun tersenyum sebelum akhirnya pergi.

Yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa si penyerbu itu memberi salam kepada si perekam ini? Karena banyak orang lain di lokasi yang merekam dengan ponsel, tapi tidak diberikan perhatian khusus seperti ini. Ada indikasi kalau perekam video masuk dalam rombongan Ahmadiyah, karena sudah membuat dokumentasi sejak rapat internal Ahmadiyah di rumah tersebut. 

Di video tersebut, terlihat ada beberapa keanehan. Sejumlah penyerang terlihat mengenakan pita berwarna biru saat melakukan aksi anarkis yang menewaskan tiga jemaah Ahmadiyah. Para penyerang, terutama yang berada di garis depan menyematkan pita biru di pakaian yang mereka kenakan. Bahkan pimpinan massa ini, menyematkan pita biru di jaket tepat di lehernya. Ada juga penyerang yang memasang pita biru di lengan atau tangan mereka juga di topi. Entah apa maksud penyematan pita biru oleh para penyerang. Namun penyematan ini seolah menegaskan para penyerang ini terorganisir.

Kejanggalan yang lain adanya tanda-tanda sebelum terjadi bentrok. Seperti yang diberitakan harian online detik.com, bahwa Komnas mendapatkan informasi ada pesan pendek (SMS) yang masuk ke kepolisian mengenai rencana penyerangan. (Dari orang yang kemungkinan juga sudah diketahui oleh polisi).
Kepolisian dikabarkan sudah tahu jumlah massa yang akan menyerang, namun jumlah pasukan yang dikerahkan tidak seimbang dengan jumlah massa. Selain itu, kejanggalan secara nyata pun terlihat di lapangan, karena lokasi kejadian jauh dari keramaian.  Kenapa di wilayah itu?
Tragedi berdarah ini mendapat perhatian serius dari DPR, saat rapat Anggota Komisi VIII dari PKS Jazuli Juwaini mencecar Kapolri Timu Pradopo dengan pertanyaan yang tajam. “Apa benar ada dalang di kerusuhan itu – Kalau benar, coba jelaskan seterang-terangnya agar masyarakat tidak bingung,” katanya. Politisi asal Tangerang itu menilai provokator berhasil masuk dan mencemarkan nama agama Islam. “Jelas bukan orang Islam, karena Islam agama damai,” katanya.
“Kita yakin pelaku-pelaku yang sudah kita identifikasi akan segera tertangkap. Ini oknum pak, bukan mewakili agama,” kata mantan Kapolda Metro Jaya.
Perlu diketahui, ada 41 potongan gambar kerusuhan Cikeusik. Dari hasilnya, bisa diketahui video itu diambil langsung di tengah penyerangan massa, Minggu 6 Februari 2011. Diduga kuat, rekaman itu diambil dengan leluasa. Sebab, tak tampak gangguan sedikitpun terhadap pengambil video tersebut, baik dari massa penyerang maupun Jemaat Ahmadiyah.

Penyerbu Diduga Pintar Silat

Fakta-fakta lain dari kedua belah pihak. Misalnya saja soal para penyerbu Ahmadiyah yang jelas-jelas terampil berpencak silat. Dalam video penyerbuan Cikeusik pada Minggu (6/2) silam yang dikantongi YLBHI ini, terekam jelas menit-menit awal pecahnya kerusuhan di rumah jemaat Ahmadiyah itu. Saat itu rombongan penyerbu berpita biru dengan emosi mendatangi rumah tersebut. Seorang polisi dan TNI tidak bisa menahan massa yang datang sambil membentak-bentak. Tidak lama, baku hantam terjadi dan menjadi awal tragedi berdarah ini.

Nah, saat baku hantam ini berlangsung tampak jelas beberapa penyerbu punya ilmu bela diri, misalnya saja dua penyerbu berjaket hitam. Hal ini dengan kentara terlihat dari kuda-kuda khas pencak silat. Tangan kanan maju dengan tapak tangan terbuka dan jari rapat. Sedangkan tangan kiri ditekuk di depan dada, ujung jari tangan kiri bertumpu ke lengan tangan kanan. Kedua kaki agak ditekuk sehingga posisi badan jadi lebih rendah. Mereka yang belajar silat pasti tahu kalau ini kuda-kuda pencak silat.

Mereka sempat melancarkan pukulan ke beberapa orang Ahmadiyah sebelum mundur karena dilempari batu oleh massa Ahmadiyah. Sejurus kemudian, beberapa penyerbu mencabut golok mereka. Cara memainkan goloknya pun mengindikasikan kalau mereka belajar silat dengan senjata tajam. Sikap mereka pun gesit saat menghindari batu-batu yang dilempar massa Ahmadiyah. Namun, bukan hanya penyerbu saja yang pintar silat. Massa Ahmadiyah juga ada yang jago silat.

Seorang massa dari Ahmadiyah yang bertopi biru, pada awal-awal keributan juga memasang kuda-kuda silat dan siap beradu dengan seorang penyerbu. Namun karena hujan batu, kedua pihak menyelamatkan diri masing-masing.

Jika kita cermati lebih dalam, para jagoan silat ini berbeda gayanya dengan perilaku beringas ormas pada umumnya yang biasanya bergaya tawuran sebatas mengandalkan kayu atau bambu untuk menyerang lawan. Mereka tahu bagaimana berkelahi dengan tangan kosong, dan mencabut golok kalau situasi membutuhkan.
Alhasil, saat bentrokan terjadi, pelaku penganiayaan terlihat sangat sadis. Rasanya sulit untuk dipercaya jika yang melakukan adalah organisasi kemasyarakatan lebih lagi Ormas Islam.  Lihatlah dalam tayangan video yang beredar, meski dua tubuh yang sudah tidak bergerak lagi, namun orang-orang terus memukulinya dengan kayu bertubi-tubi. Sambil meneriakan takbir dan melompat, orang-orang itu menghempaskan kayu ke kepala dan tubuh manusia yang sudah bersimbah darah dan berlumuran lumpur itu.

Pertanyaannya, benarkah yang melakukan serangan adalah Ormas Islam?..  Apakah rekayasa jahat tesebut akan dijadikan sebagai alat BUKTI salah satu alasan pembubaran ORMAS tertentu?..  Atau,  pengalihan isu  atas kebohongan Pemerintah selama ini ?..  Semua itu sangat mungkin terjadi.

0 comments: